Kisah tentang kehidupan kita

Pada mulanya, di Tiongkok, Tuhan menciptakan sapi.
Tuhan mengatakan kepada makhluk ini, "Ah Ngau (sapi), tugasmu adalah pergi ke ladang dengan sang petani sepanjang hari. Engkau akan mempunyai energi untuk menghela berbagai hal. Engkau juga akan menyediakan susu untuk diminum manusia. Engkau harus bekerja sepanjang hari di bawah matahari. Sebagai imbalannya, engkau hanya akan makan rumput. Karenanya, engkau akan mempunyai usia kehidupan selama lima puluh tahun."
Ah Ngau mengajukan keberatan.
"Apa? Saya harus bekerja sepanjang hari di bawah terik sinar matahari dan hanya makan rumput? Selain itu, saya harus membagikan susu saya? Berat sekali, dan Engkau menghendaki saya hidup selama 50 tahun. Sudah 20 tahun saja dan silakan Engkau mengambil kembali 30 tahun sisanya!"

Tuhan setuju.

Pada hari kedua, Tuhan menciptakan anjing.
Ia mengatakan, "Ah Kow (anjing), Aku menciptakanmu dengan suatu maksud. Engkau harus duduk sepanjang hari di dekat pintu rumah majikanmu. Kalau ada orang yang mendekat, engkau harus menggonggong. Sebagai imbalannya, engkau akan makan makanan sisa majikanmu. Aku akan memberimu usia kehidupan duapuluh tahun."
Ah Kow mengajukan keberatan.
"Apa? saya harus duduk sepanjang hari di dekat pintu dan menggonggong ke orang asing, dan apa yang saya dapatkan? Makanan sisa! Tidak benar. Sudah, saya akan mengambil 10 tahun saja dan silakan Engkau mengambil kembali 10 tahun sisanya!"

Tuhan mengangguk.

Pada hari ketiga, Tuhan menciptakan monyet.
Ia mengatakan, "Mah Lau (monyet), tugasmu adalah menghibur manusia. Engkau akan menampilkan wajah lucu, bertingkah tolol, dan membuat mereka tertawa. Engkau akan melakukan salto dan berayun di pepohonan untuk menghibur mereka. Sebagai imbalannya, engkau akan makan pisang dan kacang. Karenanya, Aku akan memberimu usia dua puluh tahun untuk hidup."
Dengan sendirinya sang monyet mengajukan keberatan.
"Ini menggelikan. Saya harus membuat manusia tertawa, melakukan salto dan bahkan berayun dari pohon ke pohon. Bagaimana kalau saya mengembalikan 10 tahun sebagai ucapan terima kasih atas keberadaan saya dan hanya mengambil l0 tahun?"

Sekali lagi, Tuhan setuju.

Pada hari keempat, Tuhan menciptakan manusia dan mengatakan kepadanya, "Engkaulah hasil karya-Ku yang terbaik. Karenanya, engkau tinggal tidur, makan, bermain, makan, tidur lagi dan tidak melakukan apa-apa lagi. Engkau boleh makan segala makanan terbaik dan bermain dengan mainan terbaik. Engkau tinggal bersenang-senang. Aku akan memberimu dua puluh tahun kehidupan yang seperti itu."
Persis seperti ciptaan lainnya, manusia pun mengajukan keberatan. "Apa? Saya tinggal bersantai, bersenang-senang, dan hanya mendapatkan 20 tahun? Begini saja: Tuhan sudah mendapatkan kembali 30 tahun dari Ah Ngau, l0 tahun dari Ah Kow, dan 10 tahun lagi dari Mah Lau. Mungkin Tuhan juga tidak tahu, harus diapakan tahun-tahun itu. Mengapa tidak memberikannya saja kepada saya, sehingga saya mempunyai masa 70 tahun untuk hidup?"

Karena sifat-Nya baik, Tuhan setuju sambil tersenyum.
Itulah sebabnya maka sekarang...
Kita makan, tidur, bermain dan bersenang-senang dalam 20 tahun pertama kehidupan kita,

bekerja seperti sapi selama 30 tahun berikutnya untuk membesarkan keluarga,
lalu duduk di depan pintu dan menggonggong kepada orang-orang selama 10 tahun berikutnya, setelah pensiun.
Pada akhirnya, kita menampilkan wajah lucu dan melakukan berbagai ulah monyet untuk menghibur cucu-cucu kita dalam 10 tahun terakhir kehidupan kita.

3 comments:

Zadok Elia said...

Hehe... menarik2, Pak.. baru kepikir gitu sekarang...

(ternyata Pak Gun punya blog juga, toh ^^ semangat, ya, Pak, baik di sekolah maupun di dunia nyata)

Halim said...

huahuahuaha... untung di kejadian g di tulis kayak gt ya...

mary said...

wah wah wah.... beruntung saya membaca blog anda pak...... oh ya.... saya jadi ingin mengenalkan konsep berbisnis juga pak..... coba liat di alamat http://tinyurl.com/6x9jee semoga bermanfaat seperti bermanfaatnya tulisan bapak pada saya